Thursday, April 04, 2013


JIARAH KE MARTYR’S SHRINE DI MIDLAND

           

Bulan Mei sebagai bulan yang di khususkan oleh Gereja untuk memberi rasa hormat dan devosi kepada Bunda Maria telah berakhir. Umat Katolik Indonesia menandai akhirnya bulan suci Maria ini dengan pergi mengadakan jiarah bersama ke Midland. Tujuan jiarah ke Midland, selain sebagai tanda penutupan bulan Maria juga merupakan acara pembukaan dari serangkaian acara dalam rangka hari ulang tahun UKI yang ke 30 yang akan ditutup dengan acara meriah pada bulan Mei tahun depan.

Rencana jiarah ke Midland ini sudah direncanakan jauh-jauh hari oleh pengurus UKI. Dan juga diumumkan berkali-kali lewat berita-berita yang dimiliki oleh UKI, baik lewat pengumuman Gereja, pertemuan kelompok doa, bible study maupun dalam buletin dan milis UKI. Acara ini sungguh lain dari acara yang biasa diadakan oleh UKI, karena acara ini tanpa didukung oleh kepanitiaan khusus. Tidak ada seksi-seksi yang dibentuk, melainkan lebih merupakan panitia sesaat. Tidak ada rapat-rapat persiapan yang mendetail. Para pengurus UKI-lah yang menjadi motor penggerak acara ini. Yang lebih luar biasa dalam acara jiarah ini adalah tidak ada pendaftaran dan tidak ada transpostasi yang disediakan oleh pihak pelaksana. Silahkan dikoordinator sendiri berdasarkan keinginan pribadi dan kontak person yang kira-kira bisa ditumpan Tidak mengherankan bila kelompok yang ditunjuk diberi tugas untuk mengkoordinir makanan pun cukup pesimis, karena hingga mendekati  hari ‘H’ yang memesan makanan cuma sedikit. Apa dan bagaimana yang terjadi pada hari pelaksanaan jiarah ke Midland yang jatuh pada tgl 30 Mei 2009 ini?

Luas, biasa, mengangumkan dan sukses, demikianlah komentar mereka. Dari persiapan yang boleh dikatakan apa adanya, ternyata pada hari pelaksanaan jumlah umat yang datang sungguh diluar dugaan. Saya memperkiraan jumlah yang hadir pada jiaran ini kurang lebih 200 orang termasuk anak-anak. Cuaca pada hari itu sangat baik dan nyaman hingga acara selesai.

Dalam rencana umat diharapkan sudah hadir di lokasi sekitar jam 11.00 pagi. Karena jarak yang begitu jauh dari Toronto dan sekitarnya, para peserta datang agak terlambat dari waktu yang dijadwalkan. Setelah dianggap cukup banyak umat yang datang acara dimulai dengan acara renungan yang dipimpin langsung oleh Romo pamong UKI, Rm. Aegidius Warsito SCJ. Renungan yang mengambil tempat di halaman dalam lokasi jiarah ini mengambil tema disekitar kesaksian para martir dalam mengikuti Jesus hingga menyerahkan diri mereka sampai mati. Para martir ini adalah teladan iman kita yang telah berhasil mewujudkan perintah Jesus, yakni barang siapa ingin menjadi muridNya, ‘dia harus menyangkal dirinya, memanggul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku’. Pertanyaan renungan yang mengakhiri pertemuan ini adalah bagaimana dengan kita…? Sudahkah aku secara pribadi berani mewujudkan perintah itu..?

Renungan ini dilanjutkan dan dikuatkan dengan doa Jalan Salib bersama. Doa ini berjalan dengan baik dan lancar. Semua peserta ikut dalam jalan salib bersama ini, bahkan om dan tante yang memakai kursi roda pun ikut doa ini dengan tekun sampai selesai. Doa ini dipimpin oleh Rm. Aegi dan dibantu oleh beberapa umat secara berurutan.

Selesai doa jalan salib acara dilanjutkan dengan makan bersama. Sungguh terasa sekali keakraban persaudaraan UKI dalam acara ini. Panitia yang di koordinator oleh Christine Budihardjo menyiapkan makanan mulai bekerja dan membagikan makanan bagi mereka yang memesan. Sementara itu umat yang membawa makanan sendiri mulai membuka bekal mereka. Meja-meja tamasaya yang disediakan ditempat sekitar parkiran ini menjadi seperti pasar. Diatasnya penuh dengan aneka makanan yang enak. Sementara itu anggota keluarga dari masing-masing kelompok mulai berkumpul disekitar meja untuk menikmati santapan yang telah mereka bawa dari rumah.

Suatu kejutan yang luar biasa, kelompok pendalaman iman Tarsisius ambil bagian dalam aktifitas ini dengan menjual kopi Tim Hortons dan pisang goreng. Jualan mereka memang laris manis. Hampir semua jenis makanan yang disediakan terjual habis. Mungkin diantara kita bertanya-tanya, kok acara jiarah ada orang yang jualan, memangnya mau ambil untung. Jangan berpikiran negatif, mereka adalah para volunter yang bekerja tanpa imbalan apapun. Perlu diketahui bahwa semua hasil penjualan makanan yang dipesan dan dijual pada jiarah ini akan digunakan sebagai dana pembiayaan rangkaian acara ulang tahun UKI ke 30.

Kesempatan acara bebas diberikan kepada semua anggota setelah acara makan siang selesai. Para pejiarah menggunakan kesempatan ini untuk berkeliling ditaman yang sangat luas di lokasi jiarah ini. Ada yang duduk-duduk menikmati indahnya alam sekitarnya, atau menikmati udara segar dengan panas matahari sangat nyaman dikulit. Ada yang menggunakannya untuk berdoa, baik didepan gua, didalam gereja atau di ‘candle prayer room’. Atau ada yang sekedar duduk santai sambil chatting dengan teman-temannya. Atau ada juga yang mengambil moment indah ini dengan berphoto ria. Ada yang mengisinya dengan acara rekreasi dan permainan bersama. Tetapi ada pula yang pergi ke mesium dan lokasi dimana para santo ini dibunuh. Namun apapun kegiatan mereka, semuanya ingat bahwa acara Ekaristi Kudus akan diadakan jam 03.00 sore di Gereja.

Sekitar pukul 02.30 umat mulai berkumpul kembali disekitar Gereja. Akhirnya jam 03.00 perayaan Ekaristi dimulai dan dipersembahkan oleh Rm. Teja Anthara scj, bekar ‘moderator UkI tahun 1995 sampai 1998, yang kebetulan berada di Toronto dalam rangka sabatikel; didampingi oleh Rm. Aegidius. Liturgi hari itu mengambil liturgi hari raya Pentakosta, hari dimana Jesus mengutus Roh Kudus kepada Para Rasul. Dalam kotbahnya Rm. Teja mengajak umat untuk menyadari dan merenungkan peranan Roh Kudus yang tetap berkarya dalam Gereja dari awal hingga sekarang ini. Roh Kebenaran, Roh Kebijaksanaan itu tetap terus melindungi dan mengajar Gereja tentang apa yang dulu belum mampu diterima dan dimengerti oleh para rasul. Membuat banyak orang berbuat baik, mewujudkan kasih Kristus dalam hidup secara luar biasa tetapi tidak terasa. Menggerakan hati kita yang membukanya, dan memberi kedamaian dan kesejahteraan.

Acara Ekaristi ditutup dengan beberapa pengumuman dan ucapan terima kasih kepada  semua yang terlibat dalam acara ini. Juga terhadap umat yang telah datang membuka secara resmi rangkaian acara yang akan diadakan dalam rangka ulang tahun UKI yang ke 30 tahun ini.

Dengan selesainya perayaan Ekaristi ini, selesai sudah rangkai acara jiarah. Umat pulang ke rumah mereka masing-masing dengan membawa kenangan indah tersendiri. Semoga doa dan intensi mereka dikabulkan. Sementara itu banyak juga yang masih melanjutkan jiarah dan tinggal dilokasi ini untuk beberapa saat. Selamat jumpa lagi dalam acara piknik UKI di High Park, pada tgl 13 Juni yang akan datang, demikian yang dikatakan romo moderator sebagai penutup acara ini.  [MoTe]