Saturday, February 25, 2006

MENEBAR JALA, MENANGKAP IKAN PANGGILAN (2)

Saya mempunyai pengalaman yang unik di pemberhentian bus ini. Keinginan saya untuk menikmati enaknya sarapan pagi menjadi tidak terpenuhi. Saya tidak tahu bahwa waktu bus berhenti begitu singkat dan tidak bisa ditawar-tawar. Frater kami mengatakan bahwa bus akan berhenti di restoran itu selama 15 menit. Maka didorong oleh perut kosong yang minta diisi, langsung menuju restoran untuk pesan sarapan. Saya tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang sempti ini. Saya pingin menikmati sarapan istimewa dipagi yang cerah ini. Maka kami memesan 'Dosha Rose paper' untuk sarapan istimewa itu. Bau enaknya makanan sarapan ala India ini sudah tercium dihidung saya. Tak saya duga bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membuat dosha ini termasuk cukup lama. Sementara itu waktu istirahat berjalan dengan cepat. Satu persatu para penumpang bus selesai breakfast mereka dan kembali ke bus. Sementara pesanan kami belum juga muncul. Setelah sedikit agak gelisah, akhirnya yang ditunggu-tunggu muncul juga.
Ketika kami sedang asyik menikmati dosa itu, sopir dan kondektor teriak-teriak dalam bahasa yang sama sekali tidak saya mengerti. Bus mulai meraung-raung memamerkan suara mesin, tanda siap berangkat menjelejahi sisa perjalanan yang masih harus kami tempuh. Karyawan restoran merayu supir bus untuk menunggu kami barang satu atau dua menit. Mereka menunggu, dan kami dengan tergesa-gesa menelan dosha itu, tetapi tetap tidak selesai. Kami berlari menuju ke bus. Dua frater langsung ke naik dan duduk ditempatnya masing-masing. Tetapi saya tidak, karena perut saya tidak bisa diajak kompromi, saya harus kencing. Saya langsung pergi ke WC dekat bus berhenti. Tetapi tanpa saya duga bus langsung tancap gas dan meninggalkan saya sendirian di situ.
Sontolo, sopir edan!! umpat saya ketika itu. Terhenyak sendirian sejenak, rasa kuatir menyelimuti diri saya. Bukan takut hilang, atau tidak tahu harus pergi ke mana, tetapi saya kuatir akan tas saya yang ada didalam bus itu. Sungguh, saya takut kalau tas itu hilang. Di dalam tas itu semua dokumen resmi saya tersimpan. Kalau tas itu sampai hilang, penjara akan menjadi tempat saya tinggal. Paspor dan visa saya, ditambah uang sangu ada disitu.
Dalam kebingungan itu, tiba-tiba salah satu frater yang berjalan mendekati saya sambil tersenyum. Ketika dia menyadari dan tahu bahwa saya tertinggal dari bus, maka dia turun dari bus. Dan satu frater terus mengikuti jalannya bus itu. Mereka telah membuat kesepakatan untuk behernti di tempat yang sudah kami setujui. Akhirnya dengan mengambil bus yang lain kami melanjutkan perjalanankan kami. Untung Tuhan masih menyertai kami, sehingga saya tidak hilang dijalan, terutama barang-barang berharga saya itu masih tetap setia bersama kami.
Perjalanan menuju tempat berhentinya bus tidaklah lama. Sekitar setengah jam dari pemberhentian bus itu. Loncat turun dari bus, frater yang satunya sudah menunggu disitu. Syukur....semua selamat, puji hati saya kepada sang Pencipta. Saya pikir kita sudah sampai tujuan. Tetapi ternyata untuk sampai di desa tempat frater itu, kami itu masih harus berjalan lagi sejauh tujuh kilo meter dari jalan raya. Dengan naik autoriskshaw atau bajaj kami menyesuri jalan desa yang indah dengan tanaman padi menghijau. Udara segar pagi itu menyambut kedatangan kami. Bau 'tahi kerbau' menjadi aroma sepanjang jalan.
Sopir geblek!! umpat hati saya, ketika autorickshaw yang saya tumpangi menabrak motor yang berhenti dijalan. Tidak heran, orang India memang enggak 'punya udel' berhenti dijalan seenaknya sendiri. Enggak pernah berpikir bahwa itu jalan umum ada orang lain yang melewati jalan yang sama. Tidak hanya itu saja, tidak jauh dari tempat itu segerombolan sapi mengeblok seluruh badan jalan yang sempit. Mereka berjalan bak raja dan ratu yang tidak peduli bahwa ada orang lain lewat.
Gedobrak, wuahhh!! lagi bajaj itu menabrak sapi yang sedang konvoi di jalan itu. Sontoloyo....sopir geblek enggak mau main rem, nylonong terus. Orang India itu memang aneh, walaupun peristiwa seperti itu terjadi, mereka tetap diam, enggak protes, enggak ngomel atau mengumpat, nrimo. Uh..sebel...sarapan enggak sampai tuntas, ditinggal bus dan sekarang bajaj dua kali numbur motor dan sapi. Nasiiip.....!!!

No comments: