Friday, February 24, 2006

ZIARAH SALIB


Setiap tahun pemandangan yang mengharukan, sekaligus menyejukkan hati ini selalu terjadi di National High Way 47 di Kerala. Sebarisan orang berpakain warna orange berjalan memanggul salib. Satu kelompok bisa beranggotakan lima sampai puluhan orang. Dengan memakai pakaian ala 'saniasi' dengan 'lunggi atau mundu' sebagai pengganti celana, dan 'jubah' sebagai pakaian atas, mereka berjiarah salib menuju St. Thomas Mountain. Saya tidak tahu kapan kebiasaan ini telah dimulai, tetapi yang jelas pemandangan seperti ini setiap hari akan kita jumpai di jalan raya itu. Terutama di hari minggu suci. Mereka berjalan dari tempat asal mereka dengan membawa salib mereka masing-masing. Dari antara salib-salib ukuran kecil, satu diantaranya adalah salib besar yang dipanggul secara bergantian. Dia yang memanggul salib besar berjalan didepan sebagai pemimpin barisan. Jarak perjalanan jiarah ini sangat tergantung dari tempat paroki dimana mereka berada. Bisa jadi jiarah ini menempuh jarah dari 75 sampai 100 kilo meter untuk sampai ditujuan. Mereka ini tidak hanya berjalan kaki dan memanggul salib, tetapi sepanjang jalan mereka memuji Tuhan, berdoa rosario atau meneriakkan 'yel-yel' kemulian Tuhan.

Siapakah mereka itu. Mereka adalah orang-orang 'awam' yang menggabungkan diri dengan teman-teman dari asal mereka yang sama, mempunyai intensi khusus untuk merayakan minggu suci di St. Thomas Mountain. Selain bahwa mereka mempunyai intensi khusus selama masa puasa ini, jiarah ini juga merupakan suatu bentuk solidaritas mereka akan kesangsaraan Jesus. Mereka ini melakukan 'mati raga' ketat sesuai dengan 'kualitas' intensi atau permohonan sebelum mengadakan jiarah. Praktek yang demikian menjadi kebiasaan orang katolik India. Seperti halnya kebiasaan orang-orang Hindu yang sangat dipangaruhi oleh 'aspek mistik' yang cukup kental. Selama perjalanan ini mereka tidak akan berhenti untuk beristirahat, minum atau makan, mereka akan berhenti bila sudah sampai ditempat tujuan. Apa pun yang terjadi, mereka akan terus berjalan tanpa pantang menyerah. Kesengsaraan yang mereka alami selama perjalanan jiarah dianggap sebagai berkah.

Mengapa mereka berjiarah ke St. Thomas Mountain, adakah sesuatu yang istimewa ditempat ini? St. Thomas Mountain terletak kurang lebih 40 kilo meter arah barat daya dari kota Ernakulam. Tempat ini adalah suatu daerah berbukitan terletak didesa Malliatoor. Dinamakan St. Thomas mountain, karena menurut leganda umat setempat, St. Thomas rasul pernah berkotbah di bukit ini. Bukti yang diyakini oleh mereka adalah 'bekas dua telapak kaki' yang tergores dibatu besar. Memang betul ditempat ini ada jejak dua telapak kaki diatas batu. Apakah itu sungguh milik St. Thomas, tak seorang pun mengetahui, tetapi umat meyakini demikian. Bagaimana St. Thomas bisa sampai ditempat ini? Tidak jauh dari tempat ini ada sungai yang sangat besar dan dianggap suci oleh orang Kerala, yakni Sungai Periyar. Melalui sungai inilah kemungkinan St. Thomas bisa sampai di Malliatoor. Sungai ini bermuara di Lautan Arabia di dekat Paravoor yang menjadi tempat pertama St. Thomas berlabuh dan membaptis puluhan para brahmin yang menjadi cikal bakal orang-orang Kristen di Kerala. Penduduk setempat pun mayoritas beragama Katolik dari ritus Syro Malabar. Peninggalan St. Thomas ini masih bisa dilihat dan dijaga rapi oleh penduduk setempat sebagai peninggalan sejarah yang mempunyai arti besar dalam hidup mereka.

Selama minggu suci, tempat ini menjadi semacam 'pasar malam' yang sangat meriah. Puluhan ribu umat dari berbagai daerah di sekitar Kerala datang berjiarah ketempat ini. Mereka merayakan Ekaristi bersama dengan para pejiarah lain. Untuk sampai ditempat dimana telapak kaki St. Thomas berada, kita harus mendaki gunung itu. Lumayan tinggi dan terjal, penuh batu-batu tajam dan jurang kecil. Mereka sengaja tidak membuat jalan ke atas bukit, seperti layaknya ditempat jiarah lainnya, karena hal ini mempunyai maksud supaya umat mengalami sulitnya untuk mencapai puncak bukit ini. Ini menjadi semacam lambang perjalanan hidup manusia. Kesengsaraan Kristus adalah teladan hidup manusia. Barang siapa ingin menikmati kemuliaan, satu-satu jalan yang harus dilalui adalah Salib.

Inilah sebabnya, mengapa umat yang mempunyai intensi khusus mengadakan jiarah salib dengan jalan kaki ketempat ini. Sesampainya dipuncak bukit ini, mereka bergabung dengan pejiarah lain, berdoa, berpuasa, 'nenepi atau tuguran semalaman'. Bila dianggap cukup mereka akan turun gunung, meninggalkan salib yang mereka bawa ditempat yang disediakan diatas bukit itu dan pulang ke rumah mereka masing-masing. Kepuasaan batin, kebahagiaan hati merupakan buah mati raga, doa, amal dan solidaritas mereka selama masa puasa. Hidup baru penuh harapan menjadi masa depan yang mereka nantikan.

Inilah keunikan India, sekaligus suatu kekayaan rohani yang mungkin hanya bisa ditemukan di negara miskin, tetapi sangat kaya dengan kehidupan rohani ini. Saya tidak habis-habisnya bedecak kagum, memandang mereka yang dengan penuh semangat dan pengorbanan memanggul salib mereka menuju puncak St. Thomas. Dan bibir saya selalu berucap berkatilah mereka Tuhan, dan dengarkan permohonan mereka.

Shalom and Love
MoTe van Kerala

No comments: